Macapat Web Indonesia

Unsur-Unsur Macapat Dalam Teks

Unsur-Unsur Macapat Dalam Teks
Penamaan Pupuh

Dalam karya sastra yang berbentuk puisi, dalam tembang biasanya terdapat dua cara pemberian ( pupuh ) tembang. Pertama, nama (pupuh) tembang langsung dikemukakan sebelum memulai mencipta atau memasuki teks tembang. Kedua, nama (pupuh) tembang dicantumkan dalam larik teks dengan cara memberi sasmita atau isyarat tembang.
Pupuh tembang dalam larik yang berupa sasmita ataau isyarat biasanya berupa kata, kelompok kata, atau silabe atau suku kata yang mempunyai kesamaan arti atau mempunyai kesamaan arti atau mempunyai kesamaan dan atau kemiripan bunyi dalam tembang yang diisyaratkan. Misalnya, pupuh tembang Sinom diberi sasmita dengan kata sinom atau daun muda, nom atau muda, sri nata atau raja (muda). Kinanthi diberi sasmita atau isyarat dengan kinanti atau digandeng, kanthi atau dengan, gegendengan atau bergandengan dan mlati atau melati.


Pencantuman Nama Penulis
Dalam penulisan sastra jawa, tembang macapat, pemberian atau pencantuman nama penulis terbagi dua cara. Nama penulisitu ada yang dicntumkan secra langsug dengan terus terang dan ada yang yangdicntumkansecara samar dengan sandi asma. Nama penulis yang yang dicantumkan secara langsung dengan terus terang bisa didapati pada Serat Prana citra, SeratWulangreh, Serat Cemporet, Serat Aji Pasama, Serat Tripama, Serat Wirawiyata dan lain-lain.
Nama penulis dalam teks dapat dicantumkan secara samar denagn menggunakan sandi asma. Tehnik yang digunakan dalam pencantuman sandi asma digolongkan menjadi enam yaitu pencantuman sandi asma pada,

(1) permulaan bait,
(2) permulaan larik,
(3) permulaan larik dan akhir larik,
(4) permulaan penggalan irama,
(5) akhir penggalan irama dan
(6) sebuah larik

Pencantuman sandi asma tersebut dapat ditemukan pada karya-karya atau tembang-tembang yaitu , Serat Jayeng Baya, Serat Wirid Sopanalaya, Sabda Pranawa, kalatidha dan Jaka Lodhang.


Pencantuman Penanda Waktu Dalam Penulisan
Pencantuman penanda waktu penulisan, baik secara langsung dengan sengkalan, sebagian ada yang berupa pencantuman saat dimulainya penulisan dan saat berakhirnya penulisan.
Penanda waktu penulisan biasanya dicantumkan secara lengkap berdasarkan kalender jawa, yaitu hari,tanggal, nama tahun, angka tahun, nama wuku, dan musim. Disamping itu, kadang-kadang penanda waktu berdasarkan kalender jawa tersebut diikuti oleh penanda waktu berdasarkan kalender hijriah diikuti sengkalan.