SERAT WULANG SUNU
Latar belakang dan tujuan ditulisnya Serat Wulang Sunu
Pada abad 18-19 M, kondisi politik kerajaan Surakarta dalam penjajahan
bangsa Eropa, Paku Buwana IV telah beberapa kali berusaha mengusir
penjajah tersebut. Akibat dari penjajahan bangsa Eropa telah membuat
rakyat Surakarta menjadi sengsara baik lahir maupun bathin. Suasana
kehidupan semakin berat dan sulit, tidak ada kegembiraan kerena
kesusahan yang tiada akhir. Pihak istana yang diharapkan sebagai
perlindungan rakyat Surakarta, sudah tidak mampu lagi kerena
kekuasaannya telah dirampas oleh penjajah, untuk itulah Paku Buwana IV
dan para pujangga lainya mencoba mengalihkan kegiatan istana kepada
kerohanian. Hal tersebut mempunyai maksud untuk memberikan pengajaran
atau panutan kepada rakyat Surakarta khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
Untuk mengembalikan atau membuat suasana tentram, damai dan makmur
rakyat Surakarta, maka Paku Buwana IV mencoba menulis nasehat-nasehat
dalam bentuk karya sastra, diantaranya adalah Serat Wulang Sunu. Dengan
karya sastra tersebut Paku Buwana IV berharap kepada rakyat Surakarta
mempunyai pegangan hidup di dunia ini untuk menjalani kehidupan
sehari-hari dalam kaitannya mencari ilmu, etika, terhadap guru, terhadap
orang tua dan sesama manusia.
Dalam hal menyembah kepada Allah juga sangat ditekankan oleh Paku Buwana
IV, beberapa hal tersebut merupakan ajaran pokok Paku Buwana IV dalam
rangka menciptakan perikehidupan masyarakat Jawa yang damai dan tentram
tidak melanggar aturan dan larangan sehingga nantinya akan selamat baik
di dunia maupun di akherat yang menjadi tujuan bagi seluruh umat
manusia.