Macapat Web Indonesia

Serat Wulangreh

Wulangreh menurut Dojosantosa berasal dari kata Wulang yang berarti pelajaran dan Reh yang berarti tingkah laku. ( Dojosantosa, 1986 : 55 ). Tingkah laku dalam bergaul, tingkah laku dalam menghadap raja, tingkah laku hidup didunia, tingkah laku putra raja terhadap bawahan dan lain sebagainya.
Serat Wulangreh yang kadang-kadang disebut Wulangreh adalah karya Pakubuwana IV. Serat Wulang reh itu sebenarnya merupakan pedoman untuk putra-putra sunan agar mereka selalu ingat akan adanya gejala-gejala kemerosotan pada saat beliau sedang memegang tampuk pemerintahan ( Ruspana, 1986 :10 )

Riwayat Pengarang
Kanjeng Susuhunan Pakubuwana IV dilahirkan hari kamis wage jam 10 malam, tanggal 18 Rabiul akhir, wuku Witugunung, windu Sengara tahun Je 1694, atau tanggal 2 September 1768.
Pakubuwana IV adalah putra Sinuhun Pakubuwana II, lahir darri permaisuri Kanjeng Ratu Kencana sebagai putra laki-laki nomor 17. Pada usia muda bernama Raden Mas Gusti Subadiyo, setelah dewasa bernama Gusti Pangeran Adipati Anom Amangkunegara Sudibyarajaputra Nendra Mataram.
Beliau dinobatkan menjadi raja pada senin phaing, tanggal 28 besar tahun Jimakir 1714, atau tanggal 18 September 1788 terkenal dengan nama Sinuwun Bagus. Selain Serat wulangreh, Pakubuwana IV juga pernah mengarang Serat Wulang Sunu, namun tak seterkenal Wulangreh. Disamping kegemarannya akan kesusasteraan jawa beliau juga sanagt menikmati kesenian lainnya. Beliau pernah menciptakan seperangkat wayang purwa berdasar buatan Kartasura yang diberinama Kyai Pramukanya.
Beliau meninggal dunia pada tanggal 23 besar alip 1747 wuku Marakeh, windu Kuntara, atau pada tanggal 1 Oktober 1820. Dimakamkan di Imogori. Mangkat pada usia 52 tahun, setelah memegang tampuk pemerintahan selama 33 tahun.

Tahun Penciptaan
Pada bait terakhir tembang Girisa terdapat keterangan tentang selesainya penulisan karya Serat Wulangreh, yakni pada hari Ahad kliwon, tanggal 19 Besar, tahun Dal, 1735, mangsa kedelapan, windu Sancaya, wuku Sungsang.

Isi Tembang
Serat Wulangreh terdiri dari tembang dandanggula 8 bait, Kinanthi 16 bait, Gambuh 17 bait, Pangkur 17 bait, Maskumambang 34 bait, Megatruh 17 Bait, Durma 12 Bait, Wirangrong 27 bait, Pucung 23 bait, Mijil 26 bait, Asmarandana 28 bait, Sinom 33 bait, dan Girisa 25 bait. Adapun isi tembang Wulangreh sebagai berikut :