Macapat Sebagai Suatu Pesan
Pesan merupakan suatu unsur terpenting dalam suatu proses komunikasi.
Karena pesan adalah suatu materi yang dimiliki oleh sumber atau
komunikator untuk ditujukan kepada orang lain sebagai komunikan. Materi
yang dibagikan haruslah sesuai dengan kebutuhan komunikan, memberi
manfaat dan keuntungan. Seperti apa yang dikutip oleh Astrid S. Susanto
dari Skinner, yakni :
“ Komunikasi akan berlangsung selam orang merasa ada keuntungan yang
diperoleh dari suatu komunikasi, yakni baik keuntungan secara materi
maupun non materi “ ( Susanto, 1987 : 41 )
Adapun pesan itu sendiri, sebagai bahan materi dari komunikator
kepada komunikan, merupakan penghubung antara kedua unsur komunikasi
tersebut.
Mortensen menyatakan pesan adalah,
“ Satuan perilaku apapun berfungsi menghubungkan para anggota komunikasi.” ( Rahmat, 1986 : 365 )
Clevenger dan Mathews mendefinisikan :
“ Pesan merupakan peristiwa simbolis yang menyatakan suatu
penafsiran tentang kejadian fisik baik itu oleh sumber maupun penerima. ”
( Rahmat, 1986 : 370 )
Dari pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam
suatu pesan menyangkut masalah prilaku baik itu dalam bentuk
pengungkapan pesan maupun penafsiran tersebut. Selain itu pesan
merupakan penghubung antara anggota komunikasi yaitu yaitu komunikator
maupun komunikan.
Pesan dalam suatu proses komunikasi sangat berpengaruh dalam
keberhasilan komunikasi. Menurut Onong, pesan dapat membangkitkan
tanggapan dari komunikan jika,
-. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan.
-. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju pada pengalaman
yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama- sama
dimengerti.
-. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi sasaran dan menyarankan beberapa cara untuk memeperoleh kebutuhan tadi.
-. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan
tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana sasaran berada pada saat ia
digerakan untuk menumbuhkan tanggapan yang dikehendaki ( Effendi, 1973 :
53 )
Pemberian pesan yang logis mempunyai maksud agar memudahkan
interprestasi akan isi pesan pada diri komunikan. Denagn demikian akan
terjadi persamaan antara maksud komunikator dengan interprestasi pesan
oleh komunikan. Samanya maksud komunikator dan komunikan dalam
menerjemahkan pesan akan memperlancar tujuan dilakukan dalam suatu
komunikasi atau pesan tersebut.
Dalam tembang macapat terkandung tujuan berwujud pesan. I Made Purna mengungkapkan bahwa :
“ Berbagai makna dan suasana yang tersirat dihantarkan oleh tembang
macapat untuk menyampaikan pesan atau amanat yang terkandung. Kandungan
pesan yang tersusun dalam bentuk ikatan kata yang hangat dan akrab tanpa
mengabaikan kaidah atau patokan yang berlaku “
(Purna, 1997 : 8 )
Kemudian ia menambahkan,
“ Segala pesan yang tersampaikan dengan sarana macapat termuat
didalam berbagai bentuk penyajian, ditunjang oleh beberapa unsur-unsur
yang bersifat melengkapi dan memperindah. Dengan segala bentuk
penyajian, macapat mampu menyampaikan pesan dan berkomunikasi antara
penulis dan pembaca serta mampu ber interaksi. “ ( Purna 1997 : 10 )
Jadi dalam penyampaian pesan pada tembang macapat dibentuk dalam
suatu ikatan kata sesuai kaidah dan patokan yang berlaku. Dimana dibuat
dalam bentuk hangat dan akrab yang lekat dengan daya keindahan sebagai
suatu kesenian dan sebagai suatu proses komunikasi.
Menurut Teeuw yang dikutip oleh Laginem, menurut konsep semiotik,
karya sastra dianggap sebagi suatu otonom dan komunikatif (Laginem, 1995
: 6 ). Komunikatif diartikan bahwa karya sastra diletakkan pada model
komunikasi. Dalam model komunikasi terdapat unsur komunikator
(penyampai), message (pesan), komunikan (penerima). Komponen-komponen
itu dengan fungsinya masing-masing dapat dipakai untuk menjelaskan
berbagai konsep dalam macapat. Misalnya, dalam menjelaskan berbagai
konsep sejarah macapat, antara lain, perlu dihubungkan dengan komponen
pencipta macapat (komunikator), macapat (sebagai pesan) dan pembaca
(sebagai komunikan).
Sebagai suatu pesan, macapat mempunayi ciri dan amakna
sendiri-sendiri sesuai tujuan yang dimaksudkan. Hal ini dapat diartikan
bahwa setiap satu serat tembang macapat mempunyai tujuan dan makna
tersendiri serta berbeda satu sama lainnya yang secara langsung membuat
pesan yang berbeda-beda pula. Sesuai dengan maksud penciptanya.
Hal ini dapat dijelaskan melalui penjabaran singkat tentang pesan yang dikandung dalam serat-serat dibawah ini.
1.Serat Wulanreh
Isi serat ini cenderung ditujukan para pemuda. Didalamnya terdapat
pesan tentang kewaskithaan, kepekaan terhadap tanda-tanda, kejujuran dan
kesabaran, rasa hormat dan sebagainya.
2.Serat Tripama
Isi pesan serat ini disampaikan melalui perlambang atau penampilan
tokoh pewayangan sebagai contoh atau simbol. Ada tiga tokoh yang menjadi
contoh yaitu Bambang Sumantri atau Patih Suwanda dari epos Arjuna
Sastrabahu, Kumbakarna dari epos Ramayana dan Adipati Karna atau
Basukarna dari epos Mahabarata. Sesuai dengan ketiga contoh tersebut,
isi pesannya merupakan tauladan keksatriaan yang patut dicontoh.
3.Wirawiyata
Isi pesan ini ditujukan kepada prajurit karena menyangkut masalah
ajaran keprajuritan. Hal yang terkandung berupa janji prajurit,
kedisiplinan, ketaatan, ketakwaan, ketidaksombongan, dan
ketidaksewengan.
4.Serat Panitisastra
Pokok-pokok ajaran atau pesan yangterdapat dalam karya itu adalah
adat istiadat, sopan santun, nilai karta dan derma, tenggang rasa,
pendidikan anak sebagai pendukung nilai sosial orang tua dan sanak
saudara, ilmu pengetahuan untuk mempertebal ketakwaan kepada Tuhan.
5.Wulang Estri
Isi pesan dalam serat ini ditujukan bagi wanita yang akan memasuki
hidup berumah tangga. Agar kehidupan rumah tangganya baik, sejahtera
lahir batin, seorang isteri harus tahu tentang aturan rumah tangga, tahu
watak atau sifat suami, teliti, dan tidak boleh mendahului kehendak
suami apabila sikap lebih kuasa. Ajaran ini di simbolkan dengan Dewi
Adaniggar dari Cina, Putri Raja Ternate, Dewi Citrawati dan lima jari
tangan. Simbol-simbol itu diberikan gambaran tentang kegagalan kegagalan
dan keberhasilan berumah tangga.
6.Candra Rini
Isi pesan ini adalah ajaran moral bagi kaum wanita dalam hibup
berumah tangga. Konsep ajaran yang tertuang berupa deskripsi sifat,
watak, prilaku istri Arjuna agar menjadi contoh dan ditauladani oleh
kaum wanita. Istri Arjuna yang menjadi simbol adalah Sumbadara,
manuhara, Ulupi, Gandawati, Srikandi, Manikarja, Maeswara, Rarasati dan
Sulastri.
7.Serat Dumbasawala
Serat Dumbasawala berisi ajaran atau pesan yang diharapkan menjadi
sauri tauladan bagi warga kraton Surakarta waktu itu. Isi pesan itu
terutama pada masalah kepahlawanan (keprajuritan), Etika ( tingkah laku
), religiusitas (ketuhanan ) dan sosial.
Dari hal diatas maka dapat diperjelas bahwa dalam tembang macapat,
suatu pesan dapat diketahui isi dan ditujukan kepada siapa pesan
tersebut.